Teknik Dasar Jalan Cepat ( Race Walking )

Sejarah Jalan Cepat atau Race Walking

Pada olahraga jalan cepat tidak diperkenankan langkah melayang atau membuat lompatan. Menurut aturan, kaki pejalan cepat harus tetap di atas tanah dan sekurang-kurangnya satu kaki harus menginjak tanah. Jalan cepat adalah suatu nomor atletik yang harus dilakukan dengan segala kesungguhan.

Jalan cepat diadakan pada tahun 1867 di london. Pada tahun 1912 jalan cepat 10 km diselenggarakan pada lintasan sebagai salah satu nomor Olimpiade tahun 1976 tercantum nomor jalan cepat 20 km, yang sejak 1956 dipertandingkan dalam Olimpiade. Tetapi pada Olimpiade tahun 1980 di Mokswa, jalan cepat 50 km dicantumkan lagi dalam nomor perlombaan.

Pada tahun-tahun terakhir ini perlombaan jalan cepat mulai banyak penggemarnya dan dibicarakan. Dalam Olimpiade modern perlombaan jalan cepat 20 km, dan 50 km telah lama menjadi nomor yang selalu diperlombakan pada kejuaraan nasional atletik tahun 1978. Jarak yang diperlombakan ialah untuk wanita : 5 km dan 10 km, dan untuk pria: 10 km dan 20 km.

Perbedaan antara Jalan Cepat dan Lari

Secara teknis jalan dengan lari tidak ada perbedaan yang berarti. Baik jalan maupun lari adalah gerakan memindahkan badan ke depan dengan langkah-langkah kaki. Perbedaan jalan cepat dan lari yaitu gerakan jalan cepat selalu ada kaki yang berhubungan/kontak dengan tanah. Artinya, setiap saat salah satu kaki selalu terjadi kontak/menginjak tanah. Gerakan lari, ada saat melayang, pada waktu melangkah. Artinya, pada saat tertentu kedua kaki lepas atau tidak menyentuh/ menginjak tanah.

Jalan cepat adalah cabang olahraga atletik berupa gerak maju dengan melangkah tanpa adanya hubungan terputus dengan tanah. Jalan cepat merupakan salah satu kategori dalam olahraga atletik yang dilakukan dengan cara jalan secepat-cepatnya untuk sampai ke garis finish. Kegiatan jalan cepat memiliki ketentuan agar agar kedua telapak kaki menyentuh tanah saat berjalan. Dalam kategori jalan cepat terdapat beberapa nomor yang dipertandingkan yaitu 5 km, 10 km, 20 km, dan 50 km.

1. Pengetahuan Dasar

Melakukan jalan cepat yang benar dimulai dengan penguasaan teknik dasar yang tepat, yakni setiap kali melangkah, kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang meninggalkan tanah. Teknik dasar jalan cepat yang benar yaitu kaki digerakkan ke depan dengan berat atau beban tubuh bertumpu pada paha. Ketika menggerakkan kaki ke depan , lutut sedikit ditekuk seiring dengan ayunan kaki. Ketika kaki bersentuhan dengan tanah, yang mendarat terlebih dahulu adalah bagian tumit lalu ujung kaki. Selain itu kelenturan togok juga perlu diperhatikan selama melakukan jalan cepat. Lentur togok adalah gerakan dalam olahraga yang mengarahkan badan atau anggota tubuh lainnya ke depan atau ke muka, tujuannya agar lebih terarah. Kelenturan togok juga dapat diartikan kemampuan sendi pada bagian tubuh ( togok ) untuk bergerak pada ruang gerak sendi secara maksimal.

jalan cepat

2. Teknik Dasar

Dalam melakukan jalan cepat, perlu adanya penguasaan teknik dasar yang baik agar bisa melakukannya dengan maksimal. Teknik dasar jalan cepat ada beberapa cara sebagai berikut.

a. Teknik dasar jalan cepat awalan dan menolak
Cara melakukan latihan teknik dasar jalan cepat awalan dan menolak sebagai berikut.

1). Berdirilah dengan sikap togok di belakang garis star, kedua lengan rileks.
2). Pandangan mata lurus ke dpan.
3). Kaki kiri di belakang garis start sedang kaki kanan di samping belakang kaki kiri.
4). Langkahkan kaki kanan ke depan dilanjutkan kaki kiri dan terus berjalan cepat.
5). Langkah dimulai dengan mengangkat paha kaki ayun ke depan lutut, terlihat tungkai bawah bergantung lemas, karena ayunan paha ke depan, tungkai bawah ikut terayun ke depan sehingga lutut menjadi lurus.
6). Meletakkan kaki dengan ringan, tumit menapak terlebih dahulu menyentuh tanah bersamaan dengan mengangkat tumit satunya, selanjutnya ujung kaki tumpu lepas dari tanah, ganti dengan kaki ayun. Begitu seterusnya.
7). Ayunan lengan yang wajar mengayun mengayun dari muka ke belakang dan sikut ditekuk kurang lebih 90 derajat.
8). Badan tetap tegak saat berjalan. Pundak tidak terangkat pada waktu lengan mengayun.
9). Gerakan pinggul yang baik fleksibel pada bagian sendi. Berjalan dengan gerak memutar pada sendi panggul.

b. Memasuki garis finis
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat akan memasuki garis finish, di antaranya sebagai berikut.

1). Memasuki garis finis tidak mengurangi kecepatan jalan.
2). Membungkukkan bahu ke depan/menjatuhkan salah satu bahu ke depan.

3. Variasi dan Kombinasi Gerak Dasar

a. Ayunan lengan dan gerakan tungkai di tempat.
1). Persiapan gerakan ayunan lengan dan tungkai di tempat, berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua lengan tertekuk di atas samping badan, pandangan ke depan.
2). Pelaksanaan : ayunan lengan dan tungkai di tempat, ayunan lengan yang wajar dari muka ke belakang dan siku ditekuk tidak kurang dari 90 derajat, kondisi ini dipertahankan dengan tidak mengganggu keseimbangan, bahu rileks/tidak tegang.

b. Gerak berjalan pada garis lurus tanpa ayunan lengan.
1). Persiapan gerak berjalan pada garis lurus tanpa ayunan lengan, berdiri pada garis lurus yang ditempuh dalam jarak kurang lebih 8-10 m, kedua lengan tertekuk di samping badan.

2). Pelaksanaan gerak berjalan pada garis lurus tanpa ayunan lengan, lakukan gerak berjalan pada garis lurus, sedangkan kedua lengan tidak ikut bergerak, menempuh jarak kurang lebih 9-10 m, dilakukan secara individu, berpasangan, atau berkelmpok, untuk menanamkan nilai-nilai kerja sama, disiplin, menghargai perbedaan, dan sportivitas.

Related Posts